Keliling Cirebon Dalam Sehari
Karena penasaran akan nasi
jamblang dan nasi lengko, jadi Bulan Februari lalu saya mengajak suami untuk
short escape ke Cirebon. Kami memlilih
kereta sebagai alat transportasi pulang perginya. Perjalanan Dari Jakarta ke
Cirebon memakan waktu 3 jam. Kami berangkat dari stasiun gambir pukul 17.15
sampai Cirebon pukul 19.58, dan ketika sampai kami disambut hujan. Di depan
stasiun sudah banyak supir –supir taksi dan becak yang menawarkan jasa mereka.
Tak pikir panjang, kami langsung mengambil tawaran salah satu supir becak untuk
mengantar kami makan malam di Nasi Jamblang ibu Nur. Pak supir meminta ongkos
25 ribu, dan karena kami tidak tau seberapa jauh, maka kami iyakan saja. Ketika sampai di Nasi Jamblang Ibu Nur
ternyata sudah tutup dan setelah dilewati ternyata jarak dari stasiun ke rumah
makannya tidak jauh. Supir becak menawarkan kami untuk makan nasi jamblang Mang
Dul yang terletak di perempatan Grage Mall dekat lampu merah, kami pun sepakat
karena nasi jamblangnya juga terkenal. Sesampainya kami disana, pilihan
lauk dan sayur sudah tinggal sedikit (mungkin karena kami sampai sana sudah jam
9 malam).
Makan saya malam itu |
Karena sudah malam, selesai kami makan kami langsung menuju penginapan yang sudah kami booking sebelumnya melalui agoda, yaitu Kos Pondok Mas dekat dengan Nasi Jamblang Ibu Nur. Kami diantar kembali oleh supir becak yang menunggu kami makan. Kami hanya menginap semalam di kos Pondok Mas, sebab besok sorenya kami sudah kembali ke Jakarta. Harga kamar di penginapan ini terjangkau sekali, 165 ribu rupiah semalam, dengan queen bed, AC, TV, WIFI, dan air panas. Cocok sekali untuk backpacker seperti kami. Kamarnya juga bersih, pelayanannya bagus, lokasi strategis. 1 jam kami berleha-leha di kamar, dan belum ngantuk juga, maka kami putuskan untuk mengunjungi Alun-alun kota Cirebon dan mencari jajanan untuk menghangatkan tubuh. Jarak dari penginapan ke alun-alun hanya 500m, dan kami berjalan kaki.
recommended homestay |
masjid di alun-alun Cirebon |
Malam itu alun-alun Cirebon sepi sekali, hanya ada kami berdua, dan lapangannya pun becek karena habis hujan, hanya 2 warung makan yang buka. Alhasil kami hanya berfoto lalu kembali ke penginapan, dan di tengah jalan membeli susu jahe hangat dan surabi di sebuah warung tenda.
Esok paginya kami check out jam 9 pagi untuk memulai mengeksplore kota Cirebon. Pertama yang kami kunjungi adalah Goa Sunyaragi, tetapi sebelumnya, kami sarapan di Nasi lengko Ibu Nur yang letaknya berhadapan dengan Nasi Jamblang Ibu Nur, kami pesan 2 porsi nasi lengko dan 1 porsi sate kambing muda. Keduanya rasanya enak sekali, kambingnya empuk dan tidak bau, harganya juga tidak mahal. Saya merekomendasikan teman-teman untuk mencoba makanan di tempat ini :)
Nasi Lengko |
Dari
Ibu Nur kami naik becak sampai di lampu merah perempatan Grage mall untuk naik angkot D02 menuju Gua Sunyaragi. Ongkos
becak hanya 8 ribu rupiah karena dekat. Sekitar 30 menit naik angkot kami sudah
sampai. Angkot tidak sampai di depan Gua Sunyaragi, hanya sampai di Monumen
Perjuangan dan kami berjalan kaki sekitar 100 meter. Biaya masuk Gua Sunyaragi
ini hanya 10 ribu per orang, dan jika ingin belajar sejarahnya juga ada guide
yang siap menceritakan dan hanya membayar seikhlasnya saja.
Sedikit
info aja, banyak yang bilang Di Cirebon ini mataharinya ada 2, karena cuacanya
panas sekali, dan memang benar. Disarankan membawa topi dan jangan memakai
pakaian yang tebal, pasti akan cepat berkeringat.
Setelah
selesai mengelilingi Gua Sunyaragi, kami melanjutkan perjalanan ke Keraton
Kasepuhan. Kembali kami naik angkot D02
dari seberang monumen perjuangan. Sekitar 45 menit perjalanan dari Sunyaragi ke
Keraton Kasepuhan. Kami turun di pertigaan pasar Kanoman, dimana ke kanan
menuju kasepuhan, ke kiri menuju Kanoman.
Dari pertigaan itu perlu berjalan kaki sekitar 100 meter untuk sampai ke
Keraton Kasepuhan. Di dekat Keraton ini
ada Masjid Agung, banyak pedagang makanan dan pedagang souvenir. Tiket masuknya
hanya 10 ribu rupiah per orang. Dan beginilah suasana Keraton ini
Selesai
kami berkeliling Keraton Kasepuhan, kami berjalan kaki menuju Keraton Kanoman,
yang letaknya ada di belakang Pasar Kanoman. Kami diberitahu kalau jaraknya
dekat, ternyata setelah dijalani lumayan melelahkan, dan kalau malas jalan
sebenarnya bisa naik becak, mungkin ongkosnya sekitar 5 ribu – 10 ribu
tergantung keahlian menawar. Sebelum kami ke keraton kanoman, kami singgah di
tempat makan empal gentong untuk santap siang. Di pinggiran Pasar Kanoman, banyak
sekali penjual empal gentong dan sate kambing, konon katanya yang paling enak
ada di depan toko oleh-oleh Shinta, namun saat kami kesana makanan sudah habis,
jadi kami coba di tempat lain, kami lihat yang paling ramai pengunjung dan
disitulah kami mampir, tapi kami lupa nama tempatnya. Perut sudah kenyang,
tanpa berlama-lama kami langsung melanjutkan perjalanan ke Keraton Kanoman.
Keraton ini keadaannya kurang terawat, tak seluas Keraton Kasepuhan, dan dari
depan tampak sepi sekali. Masuk keraton ini juga tak dipungut biaya, hanya saja
ada guide yang menawarkan diri dan cukup bayar seikhlasnya saja jika ingin
diceritakan sejarahnya, dan semua bagian keraton.
Sepulangnya dari kertaon tak lupa kami mampir membeli oleh-oleh di Toko Shinta yang letaknya ada di pertigaan Pasar Kanoman. Makanan yang dijual di toko ini cukup lengkap, mulai dari manisan, keripik-keripikan, sambal, kue kering, kue basah, dan lain-lain. Harganya juga standar tak terlalu mahal. Selesai belanja, jam menunjukkan masih pukul 14.30, sementara jadwal kereta pulang kami pukul 18.00, kami masih punya waktu untuk mengunjungi 1 tempat lagi. Saat itu pilihan kami antara Grage mall atau Cirebon Waterland Taman Ade Irma Suryani, dan setelah melihat google map ternyata lebih dekat ke Taman Ade Irma, jadi kami memilih kesana. Jaraknya 1 km dari Toko Shinta, dan kami memilih naik becak. Sekitar 15 menit kami pun sampai. Kami membayar tiket masuk 30 ribu rupiah per orang untuk memasuki area Taman Ade Irma, harga tersebut belum termasuk berenang dan menjajal permainan-permainan yang ada. Suasana di dalam cukup ramai tapi tidak padat, asri, asik untuk bersantai-santai, di dalamnya ada kolam renang lengkap dengan berbagai jenis prosotan dan pancuran, ada area bermain anak-anak, juga bebek-bebekan di danau kecil, ada foodcourt, ada juga restoran berbentuk kapal, dan yang paling menarik perhatian pengunjung ialah cottage di atas lautnya. Pengunjung diperbolehkan masuk ke area ini tapi lewat koridornya saja, atau berfoto-foto di depan kamarnya. Dan diujung area ini ada sebuah dermaga kecil, dimana untuk sampai kesana perlu membayar uang masuk lagi sebesar 10 ribu rupiah per orang, dan dari dermaga itu kita bisa menyewa kapal untuk keliling laut sekitar. Tempat wisata ini cocok sekali untuk wisata keluarga.
Setelah puas berkeliling tempat ini, kami langsung memesan taxi untuk segera diantar ke stasiun. Sebab kata satpan kalau naik becak agak jauh dan tarifnya sama saja dengan taxi. 30 menit kami menunggu, taxi tak kunjung datang, dan akhirnya kami cancel dan beralih ke becak. Memang agak jauh perjalanannya, memerlukan waktu 30 menit untuk sampai stasiun. Berakhirlah sudah jalan-jalan kami di kota udang, Cirebon.
Keren sekali kak...
ReplyDeleteTerimakasih sudah mengulas kota kami tercinta.. Cirebon..
Buat kaka2 yg mau berkunjung ke cirebon,, agar transportasi lebih mudah kami menyediakan jasa sewa motor harian.. Untuk booking hubungi kami *oke rental motor cirebon*.
Motor diantar jemput di tempat penyewa gratis..
Terimakasih kakk🙏🙏
terimakasih atas infonya,jangan lupa kunjungi websirte kami di http://bit.ly/2OZ2Bca
ReplyDeleteinformasinya tentang wisata dan kuliner di cirebon ini sangat bagus sekali. kalau bersedia agan juga mampir ke olshop toko produk nasa kami di cirebon
ReplyDeletedistributor nasa cirebon
distributor crystal x cirebon
Ingin Cari Kaos Dakwah Terbaik, Disini tempatnya: Tshirt Dakwah Islam
ReplyDeleteMau Cari Bacaan yang cinta mengasikkan, disini tempatnya Cinta Karena Allah