Cibodas-Cipanas on the weekend

Sejak awal menikah, saya dan suami saya selalu membuat jadwal kegiatan luar rumah di akhir pekan, entah itu naik gunung, nonton film, hangout bareng dengan teman-teman, ke taman/museum/arena permainan, atau hanya sekedar makan berdua diluar. Nah, di tahun 2017 ini kami ingin mencoba kegiatan baru, yaitu short escape ke tempat rekreasi  luar Jakarta tetapi yang jarak tempuhnya tidak terlalu jauh. Keinginan kami, setidaknya ada 1 minggu dalam 1 bulan yang sabtu-minggu nya kami pakai untuk short escape luar kota ini. Dan kami mencoba memulainya di minggu ketiga bulan Januari kemarin. Tujuan kami  saat itu ke daerah Puncak, Bogor, dengan destinasi utama Kebun Raya Cibodas, Taman Bunga Nusantara, dan Sate Kambing Hanjawar. Berhubung kami belum punya mobil pribadi, jadi kami liburan ala backpacker saja, mengandalkan kereta dan angkutan umum.

Hari Sabtu kami berangkat dari rumah pukul 10 pagi, setelah beres-beres. Ke Stasiun Palmerah lalu ke Stasiun Tanah Abang untuk naik tujuan Bogor.  Sekitar pukul 13.30 kami sudah sampai di Bogor. Tujuan kami hari itu ke Kebun Raya Cibodas terlebih dahulu, dan setelah mempertimbangkan jam operasional tempat tersebut, kami pikir akan terlambat kalau kami naik angkutan kesana, akhirnya kami putuskan untuk order uber saja, biayanya 130 ribu rupiah, menempuh  2 jam perjalanan, dengan jalur yang sedikit ramai. Kalo mau naik angkutan bisa dengan cara naik angkot 03 ke Terminal Baranangsiang, lalu cari angkot elf kecil warna putih tujuan Cipanas/Cianjur, atau bisa juga naik bus sedang yang ke arah Cianjur, lalu nanti turun di pertigaan Cibodas, dan menyambung angkot kuning ke arah kebun raya. Kira-kira pukul 15.30 kami sudah sampai di Kebun Raya Cibodas. Untuk orang pribadi, biaya tiket masuk yang dikenakan hanya  9500 rupiah saja, berbeda lagi jika membawa motor atau mobil ke dalam area Kebun Raya. Setelah masuk, wisatawan yang tidak bawa kendaraan bisa memilih ingin keliling menggunakan mobil wara-wiri atau jalan kaki saja. Tentu ada plus minus nya masing-masing. Kalau jalan kaki lebih puas bisa bebas mampir ke tempat-tempat yang ingin kita singgahi, tetapi pasti lebih melelahkan ketimbang naik mobil wara-wiri. Kalau naik mobil tidak bebas turun ke tempat yang ingin kita singgahi, hanya berhenti di tempat yang sudah ditentukan saja, dan kami lebih memilih jalan kaki. Berikut ini area-area yang ada di dalam kebun raya, berdasarkan hasil keliling kami : air terjun, taman sakura, taman lumut, rumah kaca, melihat bunga bangkai, arena olahraga, taman obat-obatan, cottage bisa untuk bermalam, restoran, bukit teletubbies, kantor penelitian LIPI dan pastinya banyak taman-taman luas. Di dalam kebun raya ini tak hanya mata yang dimanjakan oleh pemandangannya, tetapi paru-paru juga sangat dimanjakan oleh udara segarnya. Banyak berjalan tapi sedikit keringat, karena hawanya dingin, itulah yang kami rasakan. Dan kami salute terhadap pengelola kebun raya ini, sebab kawasan ini cukup bersih dan membuat nyaman pengunjung, di dalamnya juga tersedia banyak tempat sampah, jadi tak ada alasan untuk buang sampah sembarangan. Sayangnya waktu kami kesana, bunga sakura dan bunga bangkainya tidak sedang mekar. Waktu yang kami perlukan untuk berjalan mengelilingi kebun raya ialah 1,5 jam. Hampir pukul 18.00 kami sudah keluar kawasan dan naik angkot kuning menuju hotel, yang letaknya hanya 2 km dari kebun raya. Setelah check in dan bersih-bersih, kami langsung menuju sate Hanjawar, dimana dari hotel tinggal naik angkot sekali warna kuning ungu. Saya tak akan mereview sate Hanjawar ini karena sudah familiar. Selesai makan kami singgah ke Raja (Fashion Outlet), tempatnya besar sekali, area parkir luas, barang yang dijual bagus dengan harga yang sangat terjangkau. Tak hanya pakaian tetapi juga ada yang menjual cemilan di area depannya, dan rooftopnya dibuat resto. Selesai hari pertama kami di puncak.

air terjun




Bunga Bangkai yang belum mekar

Taman Lumut


Di sekitar cottage dan resto
contoh tempat sampahnya

Sate Hanjawar

Sesuai rencana kami, di hari kedua kami mengunjungi Taman Bunga Nusantara. Karena tidak mau terlalu malam sampai rumah, jadi pukul 9 pagi kami sudah keluar hotel dan langsung jalan menuju pertigaaan Pasar Cipanas , lalu naik angkot kuning ungu ke arah taman bunga. FYI, untuk membedakan jurusannya, angkot-angkot di puncak menggunakan warna bukan nomor, jadi ada yang kuning ungu, kuning hijau, kuning hitam, dan lain-lain. Pukul 10 kami sudah sampai di taman bunga, dan kali ini memutuskan naik mobil wara-wiri/trem untuk keliling taman bunga. Ternyata trem ini tidak mengitari seluruh kawasan, hanya melewati jalur yang ditentukan dan harus turun di tempat yang ditentukan pula, yaitu di area bermain anak-anak, dan ujungnya tetap saja harus berjalan kaki jika ingin mengelilingi seluruh area yang ada. Taman bunga ini cocok sekali untuk liburan keluarga, pemandangannya bagus, ada tempat pikiniknya, ada permainan anak-anaknya. Dan jangan ketinggalan untuk mencoba taman labirin nya yang super luas, bahkan dijual peta seharga 20 ribu rupiah untuk bisa keluar dari labirin dengan cepat.


Taman Labirin



Area permainan anak-anak




Pukul 11.30 kami menyudahi tamasya kami, dan segera kembali ke hotel untuk check out lalu kembali ke Bogor, takut nanti kami kena jam buka tutup di area puncak. Angkutan pulang sama saja dengan perginya, bedanya kali ini kami tak naik uber lagi, kami naik angkot putih (bilangnya elf tapi sebenarnya bukan elf, tempat duduknya aja yang mirip) dari pertigaan Cipanas sampai ke Terminal Bogor, dengan ongkos 25 ribu rupiah per orang. Menunggu penumpang penuh sekitar 1 jam, barulah pak supir berangkat, dan benar saja di tengah perjalanan kami kena system buka tutup, jadi menambah panjang perjalanan, sehingga baru sekitar pukul 17.30 kami sampai di Terminal Bogor, dan menyempatkan makan dahulu di Botani Square sebelum kembali ke Jakarta. Untunglah sesuai harapan kami, sampai Jakarta tak larut malam.

Comments

  1. Ingin Cari Kaos Dakwah Terbaik, Disini tempatnya: Tshirt Dakwah Islam

    Mau Cari Bacaan yang cinta mengasikkan, disini tempatnya Cinta Karena Allah

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Mendaki Gunung Slamet via Bambangan

Short Escape ke Purwakarta