Tentang Janjiku kepada Diri Sendiri


Aku tak menghitungnya sudah berapa kali ia meminta aku untuk membuat passport agar bisa berwisata ke luar negeri. Aku pun tak kunjung menurutinya. "Nanti, nanti saja", entah sampai kapan. Aku punya prinsip, sebelum aku menjejakan kakiku ke beberapa daerah di Indonesia timur sana serta pedalaman lainnya di Indonesia bagian lain, aku tidak akan pergi ke luar negeri. Maaf aku tak mau menjadi seorang yang sok nasionalis, tapi ini sungguhan aku sangat mengagumi keindahan dan kekayaan alam negeri ini serta keragaman budayanya. Aku punya rasa untuk Indonesia. Cinta? Bisa jadi.

"Tapi, Li, untuk menunjukkan kekagumanmu atau kecintaanmu akan Tanah Air ini bisa dengan beribu cara lain yang kurasa lebih bermanfaat. Ikut aksi-aksi yang berbau nasionalisme, atau mengajar di pedalaman, membuat karya yang mengharumkan nama Indonesia, dan lain-lain. Aku rasa pilihanmu kurang bijak jika mau menunjukkan cinta bumi pertiwi dengan cara demikian."

Jika ada yang berpikir seperti tulisan di atas, aku hanya ingin menganggukkan kepalaku tanda setuju akan ucapaannya.

Namun, aku ialah aku, mereka adalah mereka, kita tidak harus satu warna, satu kemampuan. Sementara waktu ini, yang bisa kulakukan ialah memegang teguh prinsip itu. Aku harus memandang dan menikmati keindahan negeriku ini secara langsung, aku harus banyak belajar akan keragaman suku, budaya negeri ini secara langsung, aku harus benar-benar mengalami Bhinneka Tunggal Ika itu sendiri di berbagai tempat di negeri ini sebelum aku berkunjung ke luar negeri, agar kelak ketika aku diberi kesempatan bisa berkunjung ke negara lain, lalu ada orang asing yang bertanya kepadaku tetang Indonesia, aku bisa menjelaskan sebaik-baiknya, betapa nikmatnya tinggal di Indonesia. Bagiku, jangan sampai orang asing lebih mengenal negerimu dibanding dirimu sendiri sebagai warga negara yang telah mendapat banyak manfaat dari tanah airnya.
Tidak, aku tidak suka dikatakan sok nasionalis. Tapi bukankah dengan berkunjung ke daerah2 lain di Indonesia ini, kita juga bisa berbagi rezeki sebagai sesama rakyat Indonesia kepada mereka yang menggantungkan hidup tak hanya dari sektor perkebunan, pertanian dan kelautan, tetapi juga dari sektor wisata daerah...
Aku tak bisa memaksa siapapun untuk berpendapat sama sepertiku.


Semoga aku tidak ngelantur ketika menulis ini..

eitss tunggu dulu, ini semua bukan berarti aku tak ingin mengetahui tentang negara lain loh yaa..
Mengenai negara lain, aku belajar mengenalnya melalui jendela dunia digital, membaca artikel-artikel yang bisa menambah wawasanku. Namun, jika tentang Indonesia aku harus merasakannya sendiri. Jika aku sudah puas menjelajah Indonesia, barulah aku akan ke luar negeri.

"Ah Li terlalu ribet pikiranmu, Li. Terlalu panjang. Berwisata ya berwisata saja".
Terserah.. tapi ini tentang janjiku pada diri sendiri.

Apakah aku mampu menepati janjiku sendiri? entahlah.. Semoga saja


Salam,


Comments

Popular posts from this blog

Mendaki Gunung Slamet via Bambangan

Short Escape ke Purwakarta

Cibodas-Cipanas on the weekend