Jakarta-Magelang-Solo-Jakarta

perjalanan ini dilakukan dalam 3 hari 2 malam, bersama dengan kekasih (Jems) dan sahabat (Selly) saya..

13 -15 November 2015 menjadi tanggal pilihan kami untuk mengisi akhir pekan dengan berlibur. Awalnya rencana kami bertiga adalah mendaki Gunung Merapi, tetapi apadaya semesta seolah tak mendukung rencana kami. 10 hari sebelum keberangkatan, di situs berita media sosial tersiar kabar bahwa terjadi kebakaran di Gunung Merapi. Oleh karenanya, kami langsung mengganti destinasi kami, dan muncullah ide untuk rafting saja di daerah dekat Merapi, Jogja/Magelang. Kami tak mungkin membatalkan keberangkatan kami, sebab tiket kereta untuk pulang dari Solo ke Jakarta sudah terbeli 2 minggu sebelum tanggal berangkat kami. Lalu kami langsung mencari segala informasi tentang keberadaan rafting di Jogja/Magelang, keluarlah nama Sungai Elo dan Sungai Progo. Cukup melegakan kami karena ternyata ada wisata rafting di daerah yang ingin kami kunjungi. Kemudian kami langsung mencari provider jasa wisata rafting, dan pilihan kami jatuh kepada Compass Adventure, karena harga bersahabat, waktu yang pas dan marketing yang mudah dihubungi. Kalau teman-teman juga berminat silakan berkunjung ke websitenya untuk informasi yang lebih lengkap :) Kami memilih paket rafting Sungai Elo karena cocok untuk pemula seperti kami, dan segera kami bereskan urusan per-administrasi-an nya. Karena lokasi rafting yang juga dekat dengan Candi Borobudur, maka kami masukkan Borobudur ke dalam daftar tempat yang akan kami kunjungi, dimana sebelumnya sudah ada nama kota Solo, kampung halaman saya di daftar destinasi kami. 

Singkat cerita, tanggal 13 November malam pukul 19.00 kami berangkat ke kota Magelang menggunakan bus Murni Jaya dari terminal Grogol. Kami tiba di Magelang agak terlambat karena ketika sampai di purwerojo bus yang kami tumpangi sempat mengalami gangguan dan harus ganti ban. Saat itu pukul 9 pagi tanggal 14 November, dimana seharusnya menurut perkiraan kami sudah sampai di Magelang dan bersiap menuju Borobudur, tapi sayangnya jadwal yang sudah kami buat harus mundur 2 jam. Sambil menunggu supir mengganti ban, saya dan Selly menyempatkan diri untuk mandi singkat untuk mengefisiensikan waktu yang ada, kebetulan saat itu pak supir berhenti di sebuah pom bensin. Kira-kira pukul 11 siang bus sudah siap kembali dan saya langsung bilang ke pak supir ingin ke Borobudur, kata pak supir seharusnya kami bilang dari awal ingin ke Borobudur, jadi bisa diturunkan di lokasi yang pas untuk berganti bus langsung ke Magelang, kalau sudah sampai pom bensin sini sudah kelewatan dan harus ke Jogja dahulu, dan kami diturunkan di suatu perempatan daerah Purworejo untuk langsung menunggu bus yang ke arah Jogja-Magelang.

penumpang terakhir
Ternyata butuh waktu 2 jam untuk sampai ke Borubur dari Purworejo dengan 2 kali berganti angkot, yang pertama di terminal Giwangan, Jogja, yang kedua di terminal Muntilan, dengan masing-masing angkot bertarif Rp 10.000 per orang. Sampailah kami di Borobudur kurang lebih pukul 13.30, yang berarti kami hanya punya waktu sedikit untuk mengeksplor Borobudur, sebab pukul 15.00 kami sudah harus sampai di basecamp rafting Sungai Elo yang berjarak +/- 1 km dari Candi Borobudur. Sebelum memasuki candi kami mampir ke salah satu warung makan di kawasan candi untuk mengisi perut kami yang kosong dari pagi. Setelahnya kami langsung menuju pintu masuk Candi Borobudur dan membayar tiket masuk seharga Rp 30.000 per orang. Karena waktu yang singkat, jadi kami bertiga memutuskan menyewa sepeda saja untuk berkeliling area candi dengan tarif Rp 20.000 per sepeda per jam. 


naik delman dari terminal ke pintu masuk candi
di kantin Candi Borobudur
sewa sepeda untuk keliling





Setelah kunjungan singkat ke Borobudur ini kami segera bergegas mencari kendaraan apapun untuk mengantar kami ke basecamp rafting, sebab saat itu sudah pukul 3 sore lebih, takut kesorean dan bisa jadi malah tidak bisa rafting hari itu. Entah kenapa saat itu sulit mencari angkutan yang bisa mengantar kami dengan segera ke basecamp raftingnya yang jaraknya 1km daru Borobudur, tetapi untunglah ada 1 becak motor yang sedang mangkal di dekat pintu keluar, langsung kami meminta bapak supir becak mengantar kami, dengan proses tawar menawar yang cukup alot akhirnya kami sepakat ongkosnya Rp 45.000. Becak yang harusnya untuk membawa 2 orang, kami pakai untuk 3 orang. Posisinya adalah saya dan Selly di depan seperti biasa, Jems duduk di jok belakang supir becak, dan yang tak disangka ialah becak nya berjalan lambat tak seperti yang kami harapkan :)
Jadi kami sampai di basecamp sudah lewat 40 menit dari jam yang dijadwalkan, langsung saja kami menemui penanggungjawab raftingnya dan Mas nya bilang karena kami telat dan cuaca sudah mendung jadi kami tak bisa mengarungi sungai full dari awal, hanya bisa dari pertengahan saja, takut hujan dan debit air sungai deras sekali kalau sedang hujan. Kami tak masalah dengan hal itu asal tetap bisa raftng di sore itu. 

persiapan turun ke sungai


selesai rafting
Pukul 6 sore kami sudah selesai rafting, lalu mandi bersih-bersih, dan makan, karena dapat makan dari pihak penyelenggaranya, dengan menu nasi putih, ayam goreng, tahu, tempe, sayur sop, teh manis. Pukul 7 malam kami siap melanjutkan perjalanan ke Solo, rumah kakek nenek saya, dimana kami akan menginap disana. Lalu kami keluar ke pinggir jalan raya untuk mencari angkot ke stasiun Tugu, Jogja, dan pak satpam yang menjaga memberitahu kami kalau sudah tidak ada angkot lewat jika sudah malem. Berdasarkan hasil rundingan, kami memutuskan untuk menyetop mobil pick up atau truck yang lewat dan nebeng sampai ke Jogja atau setidaknya sampai ketemu angkutan. Sekitar setengah jam dan sudah beberapa mobil yang kami panggil2 untuk berhenti tapi tidak ada yang mau berhenti haha. Namun, kami tak putus asa, saat itu ada peserta rafting yang baru selesai, mereka mengendarai mobil dan mungkin melihat kami menyetop2 mobil, sehingga mereka berhenti di dekat kami, lalu langsung saja salah satu dari kami meminta tolong untuk menumpang di mobil mereka sampai kami menemukan angkot. Puji Tuhan mereka mau menolong. Selama perjalanan kami berbincang-bincang, ternyata mereka juga mau ke Jogja, jadilah kami nebeng sampai ke stasiun Tugu Jogja. Pada saat ini saya juga mau mengucapkan terimakasih sekali untuk Cici dan Koko (maaf saya lupa namanya) yang menolong kami saat itu. Kalau tidak ada mereka entah bagaimana nasib kami malam itu. Sampai di stasiun kami ketinggalan Kereta Prameks ke Solo, jadilah kami langsung ke terminal Giwangan. Jogja - Solo naik bus, ongkos Rp 15.000, waktu tempuh +/- 1 jam. Sampai di Solo kami di jemput dan langsung diajak makan soto, dan saat itu waktu menunjukkan pukul 23.30. 

Keesokan harinya kami bangun pagi-pagi sekali untuk menuju ke Tawangmangu, Karanganyar, agar tidak ketinggalan kereta ke Jakarta sore harinya. Jarak Tawangmangu dan rumah kakek saya sekitar 40 kilometer-an, dan kami kesana menggunakan sepeda motor bersama Om dan Kakek saya. 3 sepeda motor konvoi, kami tempuh perjalanan berliku dalam waktu 1.5 jam, dan luar biasanya kakek saya yang berumur 70 tahun mengendarai motor jialing sendiri sampai tempat tujuan, walau motornya sempat mogok tidak kuat menanjak tapi masih bisa diatasi.


Grojogan Sewu ialah tempat yang kami tuju pertama kali ketika sampai. Untuk masuk ke Grojogan Sewu kami hanya perlu membayar Rp 7.500,00 per orang. Tentu saja kakek saya tidak ikut turun, sebab kakinya sudah tidak kuat untuk naik turun ribuan tangga, lagipula beliau sudah sering, dan Om saya menemani kakek saya. Sampai di TKP kami sempatkan untuk makan bekal yang dibawakan Om saya, yaitu Cabo Rambak, makanan khas Solo berupa ketupa yang di potong-potong lalu diberi bumbu (semacam bumbu kacang) dan karak (kerupuk khas Solo) dan dibungkus daun pisang. Kondisi di Grojogan Sewu saat itu ramai sekali, mungkin karena hari libur. Banyak orang berenang, tak sedikit pula yang turun hanya untuk perfoto-foto. 



menuju air terjun


foto diambil dari tangga


efek lensa bpro kena cipratan air
Setelah puas bermain di Grojogan Sewu, kami diajak ke sebuah tempat makan sederhana masih di daerah Tawangmangu, makanannya enak-enak dan murah (kalu dibandingkan dengan harga makanan di Jakarta). Lalu setelah itu kami kembali menuju Solo untuk membeli oleh-oleh sebelum kami kembali ke Jakarta. Serabi Notosjuman menjadi sasaran kami, tak lupa membeli bekal makan untuk di kereta, yaitu selat solo, bistik tapi murah :D

Pukul 4 kami sudah berada di Stasiun Purwosari dan berakhirlah liburan singkat kami di Solo-Jogja. Singkat, namun cukup untuk merefresh diri kami dari penatnya Jakarta 



Comments

Popular posts from this blog

Mendaki Gunung Slamet via Bambangan

Short Escape ke Purwakarta

Cibodas-Cipanas on the weekend